Sabtu, 14 Maret 2015

ANALISA ALTERNATIF STRUKTUR PENGAMAN PANTAI PENCEGAH OVERTOPPING PADA PANTAI GUMICIK



ANALISA ALTERNATIF STRUKTUR PENGAMAN PANTAI
PENCEGAH OVERTOPPING PADA PANTAI GUMICIK

Oleh :

1. I Gusti Made Sudika, 2. I Nyoman Sugiartana

                                               
ABSTRAK

Pantai Gumicik berlokasi di Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar, merupakan salah satu pantai bagian tengah Pulau Bali yang mengalami abrasi yang cukup parah akibat gempuran gelombang. Di lokasi studi terdapat bangunan-bangunan seperti tempat suci, kuburan, dan pemukiman yang sudah dekat dengan laut sehingga hampir tidak ada sempadan pantai akibat abrasi yang terjadi sangat parah Salah satu penanggulangan erosi pantai adalah menggunakan struktur pelindung pantai. Masalah yang terjadi di pantai gumicik adalah konstruksi revetment mengalami overtopping, dimana dalam studi ini akan dianalisa berapa sebenarnya elevasi top revetment yang ada dan bagaimana upaya untuk menghindari overtopping.

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui top elevasi konstruksi pengamanan pantai Gumicik, serta  bagaimana upaya untuk menghindari terjadinya  overtopping. Metode  yang digunakan dalam studi ini adalah metode kepustakaan, metode survey/observasi dan metode dokumentasi, adapun data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Hasil analisa menunjukkan bahwa terjadinya overtopping pada konstruksi pengamanan pantai Gumicik disebabkan oleh terjadinya perpindahan sedimen menyusur pantai dan perpindahan sendimen kearah laut atau tegak lurus pantai, sehingga dipilih bangunan revetment untuk mengamankan garis pantai serta bangunan breakwater ambang rendah untuk menormalisasi sendimen agar tidak terjadi perpindahan sendimen di lokasi studi. Dari hasil analisa seharusnya tinggi top elevasi adalah 5,50 m dari low water level (LWL), dan untuk menangulangi terjadinya overtopping pada bangunan konstruksi pantai gumicik, direncanakan dilakukan penanganan penempatan pemecah gelombang ambang rendah dimana banguanan ini dapat mereduksi gelombang sebesar 30%. Disarankan dalam perencanaan bangunan pantai sebaiknya lebih ditekankan pada kelengkapan  data – data seperti data topografi, data batimetri, data oceanografi ( pasang surut, arus dan gelombang ), data geoteknik dan data sendimentasi sepanjang pantai sehingga mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Kata kunci :  Gelombang, Bangunan Pengaman Pantai Revetmen dan Breakwater Ambang Rendah ( submerged breakwater ).




PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri dari 17.508 pulau yang mempunyai panjang garis pantai kurang lebih 95.000 km. Dan berdasarkan pengamatan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 2007, 20% dari garis pantai di Indonesia telah mengalami kerusakan pantai akibat erosi dan abrasi, yang setiap tahun terjadi dan mengalami peningkatan.
Pulau Bali yang merupakan tujuan wisata memiliki daerah pantai yang cukup panjang. Panjang pantai di Bali mencapai + 437,70 km, yang saat ini mengalami erosi sepanjang 181,70 km yang sudah ditangani sepanjang 84,336 km dan yang belum ditangani sampai tahun 2013 mencapai 97,364 km.
Terjadinya erosi dan abrasi pantai yang diakibatkan oleh aktivitas gelombang merupakan permasalahan yang utama di daerah pesisir pantai. Salah satu metode penanggulangan erosi pantai adalah penggunaan struktur pelindung pantai, dimana struktur tersebut berfungsi sebagai peredam energi gelombang (absorbver) pada lokasi pesisir. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, diperlukan struktur pengaman pantai yang berfungsi untuk memecahkan, merefleksikan dan menyerap energi gelombang. Salah satu cara yaitu dengan menggunakan konstruksi pengaman pantai yang terbuat dari material batu alam (batu andesite) dalam bentuk konstruksi revetmen.
Panjang pantai di Gumicik mencapai 10,000 km, yang saat ini mengalami erosi sepanjang 2,258 km yang sudah ditangani sepanjang 1,258 km dan yang belum ditangani sampai tahun 2013 mencapai 1,000 km. Zona pantai Gumicik meliputi pantai Gumicik, pantai Pabean, Pantai Purnama, pantai Saba dan pantai Lembeng.
Di Kabuptaen Gianyar, Kecamatan Sukawati yaitu di Pantai Gumicik telah mengalami kerusakan dan kemunduran garis pantai akibat hantaman gelombang yang secara terus-menerus dengan tinggi gelombang yang signifikan sepanjang tahun. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk menganalisa kerusakan dan kemunduran garis pantai di pantai Gumicik. Permasalahan yang terjadi di pantai Gumicik adalah berapa elevasi top revetmen pantai Gumicik yang harus dibuat supaya tidak terjadi overtopping (limpasan), dan bagaimana upaya menghindari overtopping pada konstruksi tersebut, karena akibat adanya overtopping konstruksi akan mengalami gerusan pada bagian belakang yang mengakibatkan konstruksi menjadi labil.

Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Berapa elevasi top revetment pantai Gumicik yang harus dibuat agar tidak terjadi overtopping ( limpasan ) ?
2.      Bagaimana upaya menghindari terjadinya overtopping gelombang di atas revetment?

Tujuan Penelitian
1.      Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui elevasi top revetmen pantai Gumicik yang harus dibuat agar tidak terjadi overtopping (limpasan).
2.      Untuk mencari alternatif struktur pengaman pantai yang dapat mengatasi terjadinya overtopping diatas revetmen.


Batasan Penelitian
Mengingat luasnya cakupan permasalahan dan dengan keterbatasan waktu dan biaya, agar penelitian tidak bias perlu dilakukan batasan – batasan pada studi ini, adapun  batasan penelitian ini sebagai berikut :
1.      Tidak dilakukan pembahasan ekonomi proyek.
2.      Tidak meninjau proses sindimentasi.
3.      Data pengukuran dan hidro oceanografi hanya didasarkan pada data sekunder.

METODE PENELITIAN
Lokasi StudintiGumicik

Pantai Gumicik




Pantai Gumicik
Pantai Gumicik



Pantai Gumicik
Pantai Gumicik
Studi ini dilaksanakan di Provinsi Bali tepatnya di Pantai Gumicik Desa Ketewel Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Kabupaten Gianyar merupakan salah satu dari Sembilan Kabupaten/Kota di Proppinsi Bali, terletak antara 080 18’48” – 080 38’58” Lintang Selatan 1150 13’29” – 1150 22’23” Bujur Timur. Berbatasan dengan Kabupaten Badung dan Kota Denpasar disebelah Barat, Kabupaten Bangli dan Klungkung disebelah Timur serta selat Badung dan Samudra Indonesia disebelah Selatan. Peta lokasi studi dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini.
















Gambar Peta Lokasi Studi
(Sumber : Peta Google Map)

Metode Pengumpulan Data
Didalam pengumpulan data, metode yang akan digunakan dalam perencanaan ini adalah :
1.      Metode Kepustakaan
2.      Metode Survey/Observasi
3.      Metode Dokumentasi
Jenis Data
1.      Data Primer
2.      Sekunder
Dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum bagian proyek pantai dan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), seperti :
a.   Data Angin,
b.   Data Topografi dan Bathymetri
c.   Data pasang Surut
Pengolahan Data
Pengelohan Data Angin Dan Peramalan Gelombang
            Angin yang berhembus di atas permukaan perairan membangkitkan gelombang laut, peristiwa tersebut merupakan transfer/perpindahan energi dari udara yang bergerak ke permukaan air, karena itu data angin dapat dipakai untuk memperkirakan tinggi dan arah gelombang yang terjadi dilokasi kajian.
Analisa Data Angin
           Berdasarkan data angin selama 20 tahun dibuatkan wind rose untuk mendapatkan arah angin yang paling dominan dan kecepatan angin yang paling dominan.

Perhitungan Fetch Efektif
           Fetch adalah daerah pembentukan gelombang yang diasumsikan memiliki kecepatan dan arah angin yang relative konstan.

Peramalan Gelombang Pada Laut Dalam (Deep Water)
           Penting sekali untuk memperoleh metode sederhana dalam membuat estimasi gelombang.

Analisis Kala Ulang Gelombang Rencana
            Pengolahan data hasil peramalan adalah dengan cara analitis statistik.

Analisis Pasang Surut
           Data pasang surut merupakan salah satu parameter yang penting bagi perencanaan struktur pelindung pantai.

Analisis Refraksi/Difraksi
            Refraksi adalah peristiwa berubahnya arah perambatan dan tinggi gelombang akibat perubahan dasar laut.
Analisis Stabilitas Bangunan
Analisa kestabilan bangunan pengaman pantai ditinjau berdasarkan kestabilan bangunan terhadap gaya geser dan guling yang diakibatkan oleh gelombang.

Analisa Permodelan
Analisa permodelan dilakukan untuk memodelkan berbagai alternatif penanganan untuk memperoleh sebuah alternatif yang paling efektif.

Detail Desain Bangunan Alternatif Penanganan
Dari hasil permodelan, diperoleh sebuah alternatif penanganan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Bagan Alir Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian yang tepat dan efektif, diperlukan sebuah bagan alir sebagai acuan dalam langkah-langkah penelitian.

HASIL DAN ANALISA DATA
Analisis Kecepatan dan Arah Angin
Untuk memperoleh distribusi kecepatan dan arah angin, dilakukan proses pengolahan data angin yang diperoleh dari kantor BMKG Ngurah Rai. Data angin yang digunakan selama 20 tahun yaitu dari tahun 1990 sampai dengan 2009. Kecepatan angin di dalam data ini menggunakan satuan knot,dimana :
1 knot = 0,515 meter/detik
Data angin yang telah diproses dengan software DINA HINDCAST dapat dilihat pada mawar angin yang dapat dilihat pada gambar 4.1. Distribusi kecepatan dan arah angin ini digunakan untuk mengetahui persentase kejadian dari masing-masing kecepatan untuk setiap arah angin yang akan digunakan untuk analisis angkutan sedimen, pembangkitan gelombang dan untuk mengetahui arah angin dominan.
Distribusi kejadian dan arah angin dalam berbagai interval ( 1990-2009)
Sumber : Hasil Analisa
Gambar Windrose Pantai Gumicik
(Sumber : Hasil Analisa)
Perhitungan Fetch Efektif
Pembentukan gelombang oleh angin diukur dari jarak potensial pembentukan gelombang antara lokasi studi dengan pulau-pulau yang menghadapnya. Gambar fetch masing-masing arah pada Pantai Gumicik dapat dilihat pada gambar 4.3. Dan hasil perhitungan fetch efektif dapat dilihat pada tabel 4.2 dan perhitungan ini dicari dengan menggunakan rumus 2.3 sebagai berikut :
 =  
Dengan :
     = Fetch efektif yang diukur dari titik observasi                                                gelombang ke ujung akhir fetch.
        = Panjang segmen fetch yang diukur dari titik                                                   observasi gelombang ke ujung akhir fetch.
α          = Deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan     menggunakan                pertambahan  sampai sudut sebesar   pada kedua sisi     dari  arah angin.
Gambar Fetch Pantai Gumicik
(Sumber : Hasil Analisa)
Berikut ini adalah contoh perhitungan fetch efektif yang dilakukan :
Hasil perhitungan fetch efektif
No
Arah
Sudut (α)
Fi (skala gambar)
Fi (Km)
cos α
Fi cos α
Fetch Efektif (Km)
1
Timur (E)
-20
8748928.004
87.489
0.939
82.152
60.367

-15
8103073.744
81.031
0.965
78.195

-10
8242308.474
82.423
0.984
81.104

-5
8260131.876
82.601
0.996
82.271

0
8179175.129
81.792
1
81.792

5
8039253.390
80.393
0.996
80.071

10
1670691.572
16.707
0.984
16.440

15
1493876.545
14.939
0.965
14.416

20
1369160.289
13.692
0.939
12.856
Total
8.768
529.29697
2
Tenggara (SE)
-20
1358624.623
13.586
0.939
12.757
1346.205

-15
1410979.678
14.110
0.965
13.616

-10
1743051.75
17.431
0.984
17.152

-5
200000000
2000.000
0.996
1992.000

0
200000000
2000.000
1
2000.000

5
200000000
2000.000
0.996
1992.000

10
200000000
2000.000
0.984
1968.000

15
200000000
2000.000
0.965
1930.000

20
200000000
2000.000
0.939
1878.000
Total
8.768
11803.525
3
Selatan (S)
-20
200000000
2000.000
0.939
1878.000
2000.000

-15
200000000
2000.000
0.965
1930.000

-10
200000000
2000.000
0.984
1968.000

-5
200000000
2000.000
0.996
1992.000

0
200000000
2000.000
1
2000.000

5
200000000
2000.000
0.996
1992.000

10
200000000
2000.000
0.984
1968.000

15
200000000
2000.000
0.965
1930.000

20
200000000
2000.000
0.939
1878.000
Total
8.768
17536
4
Barat Daya (SW)
-20
200000000
2000.000
0.939
1878.000
397.372

-15
1635014
16.350
0.965
15.778

-10
1514746
15.147
0.984
14.905

-5
1547863
15.479
0.996
15.417

0
1666669
16.667
1
16.667
Total
4.884
1940.7664
Sumber : Hasil Analisa
Peramalan Gelombang

Hasil peramalan gelombang berdasarkan transformasi gelombang
Sumber : Hasil Analisa
Gelombang Kala Ulang
Perhitungan periode gelombang menggunakan beberapa metode yaitu : Fisher Tippet Type I, Weibull, dan Gumbel kemudiandari ketiga perhitungan tersebut digunakan berdasarkan koefisien korelasi. Koefisien korelasi mengukur kecocokan terbaik (goodness of fit).

Metode Fisher Tippet Type I
Berikut ini adalah  hasil analisa gelombang dengan Metode Fisher Tippet Type I






Hasil analisa tinggi gelombang dengan Metode Fisher Tipet
No
Hsm
P
ym
Hsm.ym
y2m
(Hsm - Hr)2
Ĥsm
Hsm - Ĥsm
(m)

(m)
(m2)
(m2)
(m2)
(m)
(m)
1
       3.50
0.972
3.567
12.486
12.727
12.250
3.469
0.031
2
       2.95
0.922
2.517
7.425
6.335
8.703
2.976
-0.026
3
       2.75
0.873
1.994
5.485
3.978
7.563
2.731
0.019
4
       2.65
0.823
1.636
4.336
2.677
7.023
2.563
0.087
5
       2.35
0.773
1.359
3.193
1.846
5.523
2.433
-0.083
6
       2.35
0.724
1.129
2.653
1.274
5.523
2.326
0.024
7
       2.35
0.674
0.930
2.185
0.865
5.523
2.232
0.118
8
       2.15
0.624
0.752
1.618
0.566
4.623
2.149
0.001
9
       2.05
0.575
0.590
1.210
0.348
4.203
2.073
-0.023
10
       2.05
0.525
0.439
0.900
0.193
4.203
2.002
0.048
11
       1.80
0.475
0.296
0.532
0.087
3.240
1.935
-0.135
12
       1.80
0.425
0.157
0.283
0.025
3.240
1.870
-0.070
13
       1.73
0.376
0.021
0.037
0.000
2.993
1.806
-0.076
14
       1.65
0.326
-0.114
-0.188
0.013
2.723
1.743
-0.093
15
       1.65
0.276
-0.252
-0.415
0.063
2.723
1.678
-0.028
16
       1.65
0.227
-0.395
-0.652
0.156
2.723
1.611
0.039
17
       1.50
0.177
-0.549
-0.824
0.302
2.250
1.539
-0.039
18
       1.47
0.127
-0.724
-1.064
0.524
2.161
1.457
0.013
19
       1.45
0.078
-0.939
-1.361
0.881
2.103
1.356
0.094
20
       1.30
0.028
-1.276
-1.659
1.628
1.690
1.198
0.102
Jumlah
41.1500
10.00
11.140
36.179
34.487
90.976
41.150

Rerata
2.0575
0.50
0.557
1.809
1.724
4.548
2.057










Std. Deviasi
0.5763







α
0.7687







1/√N
0.2236







c + ɛ ln ν
0.0000







A
0.468







B
1.796







Sumber : Hasil Analisa
Hasil analisa tinggi gelombang dengan periode ulang tertentu
Kala ulang
yr
Hsr
nr
r
Hs - 1,28r
Hs + 1,28r
tahun
(tahun)
(m)


(m)
(m)
2
0.367
1.968
0.235
0.135
1.795
2.141
5
1.500
2.500
0.369
0.213
2.227
2.772
10
2.250
2.851
0.495
0.285
2.486
3.216
25
3.199
3.296
0.666
0.384
2.805
3.787
50
3.902
3.626
0.797
0.459
3.038
4.213
100
4.600
3.953
0.929
0.535
3.268
4.638
Sumber : Hasil Analisa
Hasil analisa periode gelombang dengan Metode Fisher Tipet
No
Tsm (m)
P

ym (m)
Tsm.ym
y2m (m)
(Tsm - Tr)2
(m2)
(m2)
(m)
1
7.20
0.972
3.567
25.686
12.727
51.840
7.374
-0.174
2
6.80
0.922
2.517
17.115
6.335
46.240
6.837
-0.037
3
6.70
0.873
1.994
13.363
3.978
44.890
6.570
0.130
4
6.60
0.823
1.636
10.799
2.677
43.560
6.387
0.213
5
6.20
0.773
1.359
8.424
1.846
38.440
6.245
-0.045
6
6.20
0.724
1.129
6.998
1.274
38.440
6.127
0.073
7
6.20
0.674
0.930
5.765
0.865
38.440
6.025
0.175
8
6.00
0.624
0.752
4.515
0.566
36.000
5.934
0.066
9
5.87
0.575
0.590
3.465
0.348
34.457
5.852
0.018
10
5.87
0.525
0.439
2.577
0.193
34.457
5.774
0.096
11
5.60
0.475
0.296
1.655
0.087
31.360
5.701
-0.101
12
5.60
0.425
0.157
0.880
0.025
31.360
5.630
-0.030
13
5.35
0.376
0.021
0.114
0.000
28.623
5.561
-0.211
14
5.30
0.326
-0.114
-0.604
0.013
28.090
5.491
-0.191
15
5.30
0.276
-0.252
-1.334
0.063
28.090
5.421
-0.121
16
5.30
0.227
-0.395
-2.094
0.156
28.090
5.348
-0.048
17
5.25
0.177
-0.549
-2.884
0.302
27.563
5.269
-0.019
18
5.20
0.127
-0.724
-3.762
0.524
27.040
5.179
0.021
19
5.15
0.078
-0.939
-4.835
0.881
26.523
5.069
0.081
20
5.00
0.028
-1.276
-6.379
1.628
25.000
4.897
0.103
Jumlah
116.69
10.00
11.140
79.465
34.488
688.501
116.690
0.00
Rerata
5.83
0.50
0.557
3.973
1.724
34.425
5.835
0.00
Std. Deviasi
0.636







α
0.769







1/√N
0.224







A
0.512







B
5.550







Sumber : Hasil Analisa
Hasil analisa periode gelombang dengan periode ulang tertentu
Kala ulang (tahun)
yr
Tsr
nr
r
Ts - 1,28r
Ts + 1,28r
(tahun)
(m)


(m)
(m)
2
0.367
5.737
0.235
0.149
5.546
5.928
5
1.500
6.317
0.369
0.235
6.016
6.617
10
2.250
6.701
0.495
0.314
6.298
7.103
25
3.199
7.186
0.666
0.423
6.644
7.727
50
3.902
7.546
0.797
0.506
6.897
8.194
100
4.600
7.903
0.929
0.590
7.147
8.659
Sumber : Hasil Analisa
Perhitungan koefisien ketepatan (r) menggunakan metode persamaan linier dengan grafik berikut ini :
      
Grafik koefisien ketepatan Metode Fisher Tippet
Pemilihan Gelombang Kala Ulang Rencana
Rekap hasil analisa statistik gelombang
Kala ulang (Tahun)
Metode
Fisher-Tippet
Weibull
Gumbel
Tinggi Gel. (m)
Nilai r
Tinggi Gel. (m)
Nilai r
Tinggi Gel. (m)
Nilai r
2
2.141
0.992
2.062
0.955
1.972
0.440
5
2.772
0.992
2.801
0.955
2.589
0.440
10
3.216
0.992
3.502
0.955
2.997
0.440
25
3.787
0.992
4.550
0.955
3.512
0.440
50
4.213
0.992
5.417
0.955
3.895
0.440
100
4.638
0.992
6.338
0.955
4.274
0.440
Sumber : Hasil Analisa

Berdasarkan hasil perhitungan periode gelombang dengan berbagai metode tersebut, digunakan metode yang memiliki koefisien korelasi kecocokan terbaik (goodness of fit) yaitu Metode Fisher Tippet Type I yang menghasilkan nilai r = 0.992. Nilai ini mendekati angka 1 yang berarti fungsi adanya hubungan korelasi linear antar variabel. Sehingga untuk perhitungan selanjutnya digunakan tinggi dan periode gelombang sebagai berikut :

Tinggi dan periode gelombang dengan kala ulang tertentu
No
Kala Ulang
Tinggi Gelombang (m)
Periode (s)


1
2
2.141
5.928

2
5
2.772
6.617

3
10
3.216
7.103

4
25
3.787
7.727

5
50
4.213
8.194

6
100
4.638
8.659

Sumber : Hasil Analisa

Hasil analisa tinggi gelombang di berbagai kedalaman
No
Kedalaman (m)
Ho
Ho' (Ho x Kr)
d'/Ho'
Hs/Ho
Hs (m)
1
5
3.787
3.635
1.375
0.950
3.454
2
4
3.787
3.635
1.100
0.780
2.836
3
3
3.787
3.635
0.825
0.650
2.363
4
2.93
3.787
3.635
0.806
0.630
2.290
5
1.465
3.787
3.635
0.403
0.400
1.454
Sumber : Hasil Analisa

Analisa Pasang Surut
Elevasi muka air laut selalu berubah setiap saat, maka diperlukan suatu elevasi yang ditetapkan berdasarkan pasang surut. Berikut ini ialah besaran nilai pasang surut yang diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Bali-Penida :
Nilai pasang surut di lokasi
No
Elevasi Acuan
Nilai (m)
1
HWL (High Water Level)
2.930
2
MSL (Mean Sea Level)
1.465
3
LWL (Low Water Level)
0.000
Sumber : Data Balai Wilayah Sungai Bali-Penida,2013
Berikut ini ialah analisa berat batu lapis penyusun :
Data-data :
Tinggi gelombang (Hs)     : 2.290 m
Slope Bangunan                : 2.5 (1 : 2.5)
Bj. Batu (ρr)                      : 2700 kg/m3
Slope pantai                      : 0.02 (1/50)
Bj. Air laut (ρw)                : 1024 kg/m3
Koef.Kestabilan (Kd)       : 2.0 (kestabilan batu dengan kemiringan 1:2.5)
Perhitungan ini menggunakan rumus 2.32 sebagai berikut :
Sr =
ρr/ρw
=
2.637

Analisa Alternatif Penanganan
Pembuatan pemecah gelombang, pembuatan pemecah gelombang diharapkan mampu melemahkan atau mereduksi energy gelombang sehingga gelombang yang mencapai garis pantai telah mengalami pengurangan tinggi dan energinya.
Detail Desain Breakwater
Desain submerged  breakwater ditentukan berdasarkan beberapa nilai hasil analisa sebelumnya. Berikut ini ialah nilai hasil analisa sebelumnya yang digunakan dalam penentuan desain breakwater tersebut :
Kt        : 0.3
MSL    : 1.465 m
H         : 2.290 m
Berikut ini ialah langkah-langkah dalam menentukan dimensi submerged breakwater :Penentuan Elevasi Mercu Breakwater
Data :
Kt              = 0.3
HWL         = 2.93 m
H               = 2.290 m
d                = 0.000 (elevasi dasar breakwater)
Breakwater ini direncanakan mampu meredam 30% tinggi gelombang yang akan mencapai pantai, maka dari itu tinggi/elevasi mercu breakwater ialah :
Elevasi mercu        = d + ((H+HWL)*Kt)
                              = 0.000 + ((2.290 + 2.93) x 0.3))
                              = 1.56 ≈ 1.6 m
Jadi, elevasi mercu breakwater ialah 1.2m dari LWL
v  Penentuan Berat Lapis Penyusun dan Dimensi Breakwater
Penentuan berat lapis penyusun :
Penentuan berat lapis lindung menggunakan persamaan Hudson yang telah dijelaskan pada rumus 2.32 sebagai berikut :
Tinggi gelombang (Hs)     : 2.290 m
Slope Bangunan                : 2.5 (1 : 2.5)
Bj. Batu (ρr)                      : 2700 kg/m3
Slope pantai                      : 0.02 (1/50)
Bj. Air laut (ρw)                : 1024 kg/m3
Koef.Kestabilan (Kd)       : 2.0
Cot ɵ                                 : 3
Sehingga :
Sehingga berat batu lapis utama (armor layer ) ialah 1500 kg. Untuk lapis antara dan lapis inti dihitung dengan cara berikut :
·         Lapis Antara (under layer)
2       = W1/10
            = 1500/10 = 150kg
·         Lapis Inti (core layer)
Berat lapis inti (core layer) digunakan berat batu 1-40 kg
Penentuan Dimensi Breawater :
Data :
n    = 1 (jumlah lapisan)
  = 1.15 (koef. Lapisan)
ρr   = 2700 kg/m3 (berat jenis batu)
Tebal lapis utama (armour layer) ialah sebagai berikut :
Tebal lapis kedua (under layer) ialah sebagai berikut :
Jadi tebal lapis lindung utama ialah 1m dan lapis kedua 0.5m.
Berdasarkan analisa tersebut, maka diperoleh desain submerged breakwater ialah sebagai berikut :

                              Detail dan potongan breakwater
Kesimpulan
Berdasarkan uraian perencanaan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Dengan kondisi gelombang yang ada dipantai Gumicik seharusnya elevasi top revetment 5,50 m dari low water level ( LWL ), sedangkan elevasi top revetmen yang ada adalah + 5.00 m dari low water level.
2.      Untuk menanggulangi terjadinya overtoping, direncanakan dilakukan penanganan dengan menempatkan pemecah gelombang ambang rendah pada lokasi revetment yang mengalami overtoping. Pemecah gelombang ini diharapkan mampu mereduksi tinggi gelombang dan memicu terbentuknya tombolo pada daerah belakang breakwater.
3.      Berdasarkan analisa yang dilakukan, breakwater direncanakan mereduksi gelombang sebesar 30% sehingga tidak terjadi overtoping pada revetment dibelakangnya. Breakwater ini ditempatkan 200 m dari garis pantai dengan panjang 30 m. Berikut ini ialah detail desain breakwater hasil analisa :


Dimensi breakwater
No
Keterangan
Dimensi
1
Elevasi mercu breakwater
+1.60 m
2
Lebar top breakwater
3.00 m
3
Berat Batu :
·     Lapis Armor
·     Lapis Under Layer
·     Lapis Inti

1500 kg
150 kg
1-40 kg
4
Tebal Lapisan :
·     Lapis Armor
·     Lapis Under Layer
·     Lapis Inti

1m
0.5m
10cm


Saran
Saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan manfaat dan tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :
1.      Daerah Pantai Gumicik merupakan daerah pantai yang memiliki potensi pariwisata yang cukup menjanjikan, maka perlu dilakukan penataan kawasan Pantai Gumicik agar terlihat lebih menarik dan indah.
2.      Penanganan kerusakan pantai dengan membangun revetment merupakan tindakan yang tepat untuk menanggulangi gerusan tebing pantai secara instan. Namun dalam penentuan desain bangunan disarankan agar diperhatikan elevasi mercu bangunan dan penanggulangan bila terjadi overtoping.
3.      Dalam pelaksanaan survey untuk perencanaan, data topografi, data batimetri, data oceanografi (pasang surut, arus dan gelombang), data geoteknik dan data sendimen sepanjang pantai supaya lebih detail sehingga mendapatkan hasil yang lebih akurat terutama pada sendimentasi yang ada dilokasi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimius, 2010, Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengamanan Pantai, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, di Jakarta.
Anonimius, 2010, Penilaian Kerusakan Pantai dan Prioritas Penanganannya, Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, di Jakarta.
Bambang Triatmojo, 2012, Perencanaan Bangunan Teknik Pantai, Beta Offset, Yogyakarta, di Yogyakarta.
CEM (Coastal Engineering Manual).2002. US ARMY CORPS OF ENGINEERS.
CERC.1984.Shore Protection Manual, Vol.1 and Vol.2. US ARMY CORPS.
Direktorat Bina Teknik SDA 2003. Pedoman Umum Pengamanan Dan Penanganan        Kerusakan Pantai, Jakart
Petronas,University.2011. Shoreline response to three submerged breakwater along Kerteh Bay Coast of Terengganu, Malaysia.
Nur Yuwono, 2004, Pedoman Reklamasi Pantai, Direktorat Bina Teknik, Jakarta, di Jakarta.